Kota Medan akan menjadi tuan rumah Perkemahan Pemuda Serumpun yang
dilaksanakan di Lapangan Cadika Medan Johor, pada 23-27 Oktober
2013.“Kegiatan itu akan diikuti utusan pramuka dari negara-negara ASEAN
dan sejumlah daerah di Indonesia,” kata Ketua panitia pelaksana
Perkemahan Pemuda Serumpun 2013, Destanul Aulia di Medan, Senin. Destanul menyatakan hal itu usai melaporkan rencana kegiatan tersebut
kepada Plt Wali Kota Medan, Dzulmi Eldin di Balai Kota Medan.
Kawasan Cadika dan Pertiwi Masuk 40 Peta Komunitas Hijau Medan
Kawasan Cadika yang terletak di jalan Karya Wisata Medan Johor
dan lapangan Pertiwi yang berada di kawasan jalan Yos Sudarso, masuk
dalam daftar 40 peta komunitas hijau kota Medan.
Peta komunitas hijau kota Medan merupakan suatu lokasi atau bangunan yang dinilai memiliki ciri khas kelestarian alam, budaya, dan sejarah suatu tempat dikota Medan yang hingga kini masih tetap ada bentuk fisiknya dan dipertahankan serta dilestarikan untuk memperkaya khazanah budaya dan wisata kota Medan.
Peta komunitas hijau kota Medan merupakan suatu lokasi atau bangunan yang dinilai memiliki ciri khas kelestarian alam, budaya, dan sejarah suatu tempat dikota Medan yang hingga kini masih tetap ada bentuk fisiknya dan dipertahankan serta dilestarikan untuk memperkaya khazanah budaya dan wisata kota Medan.
Did you know : What Gibbon eat in the jungle?
Gibbons are apes in the family Hylobatidae /ˌhaɪlɵˈbeɪtɨdiː/. The family historically contained one genus, but now is split into four genera. Gibbons occur in tropical and subtropical rainforests from northeast India to Indonesia and north to southern China, including the islands of Sumatra, Borneo, and Java.
Also called the lesser apes, gibbons differ from great apes (chimpanzees, gorillas, orangutans, bonobos and humans) in being smaller, exhibiting low sexual dimorphism, in not making nests, and in certain anatomical details in which they superficially more closely resemble monkeys than great apes do. But like all apes, gibbons evolved to become tailless. Gibbons also display pair-bonding, unlike most of the great apes.
Also called the lesser apes, gibbons differ from great apes (chimpanzees, gorillas, orangutans, bonobos and humans) in being smaller, exhibiting low sexual dimorphism, in not making nests, and in certain anatomical details in which they superficially more closely resemble monkeys than great apes do. But like all apes, gibbons evolved to become tailless. Gibbons also display pair-bonding, unlike most of the great apes.
Mangrove Forests Converted Into Oil Palm Plantation
At least 1,000 hectares of mangrove forests in the regency of Langkat, North Sumatra, have been converted into fish ponds and oil palm plantations. Mangrove forests have been entirely destroyed in the village of Pasar
Rawa, Kwala Gebang, a villager Parmin said here on Thursday. “There is no attempts from the authorities to stop the people from
going against the law. They seem to have some kind of a deal,” Parmin
said. He said the ones to suffer most are local fishermen in Pasar Rawa and Kwala Gebang as their fishing area had been destroyed.
Pemulung dan Kontribusinya pada Penyelamatan Lingkungan
Ada yang tidak kita sadari dari sibuknya kehidupan kita sehari-hari
tentang peran dari orang-orang marjinal yang selama ini kita anggap
remeh dan pandang sebelah mata bagi kelangsungan kehidupan kita dengan
lingkungan. Pernahkah kita memikirkan kontribusi para pemulung bagi
keberadaan lingkungan kita.
Memilah Sampah menjadi Pupuk Organik
Edukasi tentang pentingnya memilah sampah telah dilakukan di sekolah,
di instansi pemerintah sampai kepada ibu-ibu rumah tangga. Proses
pemilahan sampah sangat membantu kita dalam melakukan proses daur ulang
sampah. Sampah yang setiap hari kita produksi pun sebenarnya sudah
menjadi permasalahan yang sangat menyita waktu dan pikiran dalam
menanganinya. Sama halnya dengan limbah, pemerintah memberlakukan
pentingnya Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di setiap jenis usaha
seperti rumah sakit dan industri besar lainnya.
Detergen dan Lingkungan Hidup
Tentu kita sering mendengar kata detergen. Ya, kita memang akrab
dengan kata yang satu ini, karena kita menggunakan benda ini mencuci
baju, piring, rambut sampai perabotan rumah. Detergen adalah campuran
berbagai bahan, yang digunakan untuk membantu pembersihan dan terbuat
dari bahan-bahan turunan minyak bumi. Dibanding dengan sabun, detergen
mempunyai keunggulan antara lain mempunyai daya cuci yang lebih baik
serta tidak terpengaruh oleh kesadahan air.
Hari Badak Se-dunia
Hari badak sedunia yang jatuh pada tanggal 22 september setiap tahunnya, digelar di enam kota di Indonesia yakni,
Banten, Jakarta, Pandeglang, Taman Nasional Way Kambas dan Bandar
Lampung. Untuk di Kota Banten telah dilaksanaan 21 September
kemarin, sedangkan di Jakarta digelar hari ini. Di Pandeglang rencananya
akan dilaksanakan 23 September, 26-29 September di Taman Nasional Way
Kambas, sedangkan di Lampung 2-3 Oktober.
Bufferzone Babura River Project
Sungai merupakan salah satu sumber air bagi kehidupan manusia, hewan dan tumbuhan, setiap makhluk hidup memerlukan air setiap harinya. Ditinjau dari segi hidrologi sungai mempunyai fungsi utama menampung curah hujan setelah menjadi aliran permukaan (surface runoff) dan mengalirkan aliran air sampai ke laut.
Sepanjang perjalanan aliran sungai berbaur dengan berbagai limbah dari rumah-rumah penduduk atau industri yang menempati bantaran sungai. Kondisi ini semakin memperburuk kwalitas air sungai. Pemukiman penduduk membelakangi daerah aliran sungai (DAS), jadilah sungai sebagai tempat pembuangan sampah dan limbah.
Diperkirakan, 60 persen sungai di Indonesia terutama di Sumatera, Jawa, Bali, dan Sulawesi, tercemar berbagai limbah, mulai dari bahan organik hingga bakteri coliform dan fecal coli penyebab diare. Menurut data Departemen Kesehatan tahun 2002 terjadi 5.789 kasus diare yang menyebabkan 94 orang meninggal. Pembabatan hutan dan penebangan pohon telah mengurangi daya resap tanah terhadap air. Hal ini turut serta dalam menambah berkurangnya asupan air bersih. Selain itu pendistribusian air yang tidak merata juga ikut andil dalam permasalahan ini.
Dari data Walhi (8/5/09) Terdapat 64 dari total 470 DAS yang ada di Indonesia saat ini dalam kondisi kritis. Dari 64 DAS kritis tersebut, berada di Sumatera 12 DAS, Jawa 26 DAS, Kalimantan 10 DAS, Sulawesi 10 DAS, Bali, NTB dan NTT 4 DAS, Maluku serta Papua 2 DAS. Pemantauan kualitas air sungai dilakukan di 30 propinsi Indonesia tahun 2004 dengan frekwensi pengambilan sampel sebanyak dua kali dalam setahun. Hasil pemantauan menunjukkan parameter DO, BOD, COD, fecal coli dan total coliform mayoritas sudah tidak memenuhi kriteria mutu air kelas I menurut PP 82 Tahun 2001.
Sungai Babura adalah salah satu sungai yang ada di Sumatra Utara di samping beberapa sungai lain seperti Sei Deli, Sei Babura, Sei Sikambing, Sei Denai, Sei Putih, Sei Badra, Sei Belawan dan Sei Sulang Saling/Sei Kera.
Kondisi umum semua sungai di sumatra hampir sama saat ini yaitu menyedihkan. (Tercemar limbah, menjadi tempat sampah, dan tidak memiliki daerah penyangga yang baik berupa tutupan vegetasi ). Setiap hari ribuan liter limbah mengalir di semua suangai di sumatra termasuk sungai Babura, sampah plastik menjadi pemandangan setiap hari di sungai ini. Hal ini di perparah dengan banyaknya Property perumahan memanfaatkan daerah penyengga sungai babura menjadi lokasi perumahan yang sedang mereka bangun.
Limbah-limbah dari perumahan-perumahan yang di bangun oleh "property nakal" tersebut setiap hari di alirkan ke sungai babura tanpa mengalami pengelolaan limbah terlebih dahulu. kondisi tersebut tentu akan memperparah kondisi sungai Babura saat ini. Disamping itu kurangnya perhatian pemerintah terhadap sungai-sungai yang ada di Sumatra Utara semakin membuat kondisi sungai-sungai tersebut mengalami kerusakan hebat. Dana yang telah di keluarkan untuk perbaikan kawasan penyangga sungai telah banyak di Anggarkan dalam perencanaan setiap tahun, Namun hingga Saat ini belum ada satupun Kawasan sungai tersebut yang menjadi lebih baik.
Pemerintah telah mengupayakan Anggaran yang besar untuk perbaikan kawasan sungai-sungai yang ada di Sumatra Utara namun belum ada hasil yang memuaskan. Uang habis, namun hasil yang diharapkan masih belum ada yang berhasil. Pemerintah hanya melakukan pengerukan terhadap sampah dan pendangkalan di sungai-sungai tersebut, namun perbaikan kawasan penyangga sungai tersebut terabaikan.
Atas dasar hal diatas ,Komunitas Sahabat alam dan hutan (Friends Forest and Nature) mencoba melakukan terobosan baru berupa kegiatan perbaikan terhadap kawasan penyangga di daerah aliran sungai Babura. Kegiatan ini di harapkan dapat memperbaiki kondisi zona penyangga dari sungai babura sehingga dapat memiliki fungsi ekologi bagi masyarakat yang berada di sekitar Sungai babura ini.
Kegiatan Tersebut adalah Penanaman pohon di zona penyangga sungai babura dengan berbagai tanaman asli sumatra dan bukan tanaman eksotis dari negara lain. Konsep ini di harapkan akan memberikan khasanah informasi dalam penyelamatan kawasan Penyangga sungai Babura. kegiatan ini adalah sebuah kegiatan inisiatif dari komunitas Sahabat Alam terhadap sumberdaya alam Sumatra Utara. Kegiatan ini juga akan menjadi sarana edukasi bagi masyarakat medan untuk peduli kepada sungai Babura yang mengalir di kota medan.
Tujuan dari Proyek ini adalah, agar lokasi zona sungai dapat kembali berfungsi sebagai daerah penyangga sungai itu sendiri. Memberikan fungsi ekologi dan sebagi tempat tingga berbagi satwaliar yang berada tidak jauh dari hunian manusia.
Kegiatan telah dimulai dengan melakukan survey awal lokasi prioritas penanaman di beberapa titik. Selain melakukan penanaman, kegiatan ini juga melakukan perawatan pada tanaman alami maupun yang ditanam dalam kurun waktu 3 tahun kedepan. melakukan pembersihan sampah-sampah plastik dan melakukan monitoring secara berkelanjutan.
Jika anda tertarik dengan proyek kami ini, anda dapat berkontribusi bersama kami dengan membantu kami secara finasial untuk berjalannya proyek ini secara terpadu. Silahkan anda berdonasi kepada kami melalui rekening kami di blogg ini.
Sepanjang perjalanan aliran sungai berbaur dengan berbagai limbah dari rumah-rumah penduduk atau industri yang menempati bantaran sungai. Kondisi ini semakin memperburuk kwalitas air sungai. Pemukiman penduduk membelakangi daerah aliran sungai (DAS), jadilah sungai sebagai tempat pembuangan sampah dan limbah.
Diperkirakan, 60 persen sungai di Indonesia terutama di Sumatera, Jawa, Bali, dan Sulawesi, tercemar berbagai limbah, mulai dari bahan organik hingga bakteri coliform dan fecal coli penyebab diare. Menurut data Departemen Kesehatan tahun 2002 terjadi 5.789 kasus diare yang menyebabkan 94 orang meninggal. Pembabatan hutan dan penebangan pohon telah mengurangi daya resap tanah terhadap air. Hal ini turut serta dalam menambah berkurangnya asupan air bersih. Selain itu pendistribusian air yang tidak merata juga ikut andil dalam permasalahan ini.
Dari data Walhi (8/5/09) Terdapat 64 dari total 470 DAS yang ada di Indonesia saat ini dalam kondisi kritis. Dari 64 DAS kritis tersebut, berada di Sumatera 12 DAS, Jawa 26 DAS, Kalimantan 10 DAS, Sulawesi 10 DAS, Bali, NTB dan NTT 4 DAS, Maluku serta Papua 2 DAS. Pemantauan kualitas air sungai dilakukan di 30 propinsi Indonesia tahun 2004 dengan frekwensi pengambilan sampel sebanyak dua kali dalam setahun. Hasil pemantauan menunjukkan parameter DO, BOD, COD, fecal coli dan total coliform mayoritas sudah tidak memenuhi kriteria mutu air kelas I menurut PP 82 Tahun 2001.
Sungai Babura adalah salah satu sungai yang ada di Sumatra Utara di samping beberapa sungai lain seperti Sei Deli, Sei Babura, Sei Sikambing, Sei Denai, Sei Putih, Sei Badra, Sei Belawan dan Sei Sulang Saling/Sei Kera.
Kondisi umum semua sungai di sumatra hampir sama saat ini yaitu menyedihkan. (Tercemar limbah, menjadi tempat sampah, dan tidak memiliki daerah penyangga yang baik berupa tutupan vegetasi ). Setiap hari ribuan liter limbah mengalir di semua suangai di sumatra termasuk sungai Babura, sampah plastik menjadi pemandangan setiap hari di sungai ini. Hal ini di perparah dengan banyaknya Property perumahan memanfaatkan daerah penyengga sungai babura menjadi lokasi perumahan yang sedang mereka bangun.
Limbah-limbah dari perumahan-perumahan yang di bangun oleh "property nakal" tersebut setiap hari di alirkan ke sungai babura tanpa mengalami pengelolaan limbah terlebih dahulu. kondisi tersebut tentu akan memperparah kondisi sungai Babura saat ini. Disamping itu kurangnya perhatian pemerintah terhadap sungai-sungai yang ada di Sumatra Utara semakin membuat kondisi sungai-sungai tersebut mengalami kerusakan hebat. Dana yang telah di keluarkan untuk perbaikan kawasan penyangga sungai telah banyak di Anggarkan dalam perencanaan setiap tahun, Namun hingga Saat ini belum ada satupun Kawasan sungai tersebut yang menjadi lebih baik.
Pemerintah telah mengupayakan Anggaran yang besar untuk perbaikan kawasan sungai-sungai yang ada di Sumatra Utara namun belum ada hasil yang memuaskan. Uang habis, namun hasil yang diharapkan masih belum ada yang berhasil. Pemerintah hanya melakukan pengerukan terhadap sampah dan pendangkalan di sungai-sungai tersebut, namun perbaikan kawasan penyangga sungai tersebut terabaikan.
Atas dasar hal diatas ,Komunitas Sahabat alam dan hutan (Friends Forest and Nature) mencoba melakukan terobosan baru berupa kegiatan perbaikan terhadap kawasan penyangga di daerah aliran sungai Babura. Kegiatan ini di harapkan dapat memperbaiki kondisi zona penyangga dari sungai babura sehingga dapat memiliki fungsi ekologi bagi masyarakat yang berada di sekitar Sungai babura ini.
Kegiatan Tersebut adalah Penanaman pohon di zona penyangga sungai babura dengan berbagai tanaman asli sumatra dan bukan tanaman eksotis dari negara lain. Konsep ini di harapkan akan memberikan khasanah informasi dalam penyelamatan kawasan Penyangga sungai Babura. kegiatan ini adalah sebuah kegiatan inisiatif dari komunitas Sahabat Alam terhadap sumberdaya alam Sumatra Utara. Kegiatan ini juga akan menjadi sarana edukasi bagi masyarakat medan untuk peduli kepada sungai Babura yang mengalir di kota medan.
Tujuan dari Proyek ini adalah, agar lokasi zona sungai dapat kembali berfungsi sebagai daerah penyangga sungai itu sendiri. Memberikan fungsi ekologi dan sebagi tempat tingga berbagi satwaliar yang berada tidak jauh dari hunian manusia.
Kegiatan telah dimulai dengan melakukan survey awal lokasi prioritas penanaman di beberapa titik. Selain melakukan penanaman, kegiatan ini juga melakukan perawatan pada tanaman alami maupun yang ditanam dalam kurun waktu 3 tahun kedepan. melakukan pembersihan sampah-sampah plastik dan melakukan monitoring secara berkelanjutan.
Jika anda tertarik dengan proyek kami ini, anda dapat berkontribusi bersama kami dengan membantu kami secara finasial untuk berjalannya proyek ini secara terpadu. Silahkan anda berdonasi kepada kami melalui rekening kami di blogg ini.
Canal Deli River Project
History
Pembangunan kanal anti banjir Medan sepanjang 3,8 kilometer berbiaya Rp280 miliar yang rampung dibangun Tahun 2007 silam. Proyek ini terlaksana karena pinjaman dana dari Japan Bank, untuk antisipasi banjir yang terjadi setiap tahun di kota Medan. Kanal ini dibuat dengan menjumpakan antara sungai Deli dengan sungai di daerah Medan Amplas.
Kondisi Terkini
Kanal yang rampung dibangun Tahun 2007 silam dinilai sebagai proyek sia-sia. Kanal anti banjir tetap tak mampu mengatasi masalah banjir di Kota Medan. Pembangunan kanal anti banjir awalnya untuk mengatasi banjir siklus 40 tahunan dan banjir tahunan di Medan. Namun karena pintu kanal lebih tinggi dari Sungai Deli, akibatnya setiap terjadi banjir kiriman, Sungai Deli tetap meluap hingga menggenangi rumah-rumah warga di sekitar Sungai Deli.
Kawasan sungai Deli saat ini memprihatinkan, selain menjadi tempat pembuangan limbah industri oleh "perusahaan nakal", kawasan inijuga kerap di jadikan tong sampah ole masyarakat yang tinggal di bantaran sungai deli. selain itu ada ketidak jelasan antara daerah penyangga dengan kawasan hunian, hal ini terlihat tidak adanya jarak antara sungai deli dengan perumahan-perumahan yang di bangun di daerah penyangga sungai deli. Relevannya 50 meter kanan dan kiri sungai harusnya memiliki vegetasi baik untuk menjaga sungai deli agar tidak terjadi abrasi dan pendangkalan.
Memiliki Potensi Wisata dan Edukasi Jika Dikelola Dengan Baik
Jika di telaah lebih cermat, kawasan kanal anti banjir ini sebenarnya memiliki beberapa fungsi diantaranya :(1) Sebagai ruang terbuka hijau kota/Rauang hijau Publik, (2)Sarana wisata , (3)sarana edukasi tentang sungai,lingkungan,limbah, sampah dll. (4) Daerah tangkapan Air, (5) tempat tinggal satwa (burung, kadal, kodok,serangga,dll), (6) dapat menjadi tempat observasi, penelitian siswa/i dari berbagai sekolah dan tingkatan.
Namun karena tidak adanya perencanaan yang baik dari dinas atau dari pemerintah terkait manajemen tempat tersebut akhirnya menjadi hal yang sia-sia.
Atas hal tersebut diatas, Komunitas Sahabat Alam dan Hutan ( Friends Forest and Nature) menjoba melakukan program perbaikan terhadap lokasi kanal anti banjir ini agar dapat dimanfaatkan oleh banyak orang diantaranya program tersebut adalah :
- Penanaman : Kegiatan ini adalah melakukan penanaman di daerah penyangga sungai deli dan beberapa spot yang diperuntukkan sebagi zona ruang terbuka hijau kota, dengan berbagai jenis tanaman lokal dan bukan tanaman eksotis dari luar. Merawat dan menjaga tanaman alami ataupun yang di tanam agar dapat tumbuh dengan baik.
- Melakukan edukasi dan kampanye kepada masyarakat luas untuk menjaga sungai deli agar terbebas dari sampah dan limbah. serta mengajak anak-anak muda untuk berpartisipasi dalam upaya tersebut. Mengajak para pedagang yang berjualan di lokasi ini untuk menjaga kebersihan sungai dan menyediakan tong sampah agar tidak mengotori tempat tersebut.
- Melakukan aksi langsung pembersihan sampah-sampah yang berada di sekitar kanal anti banjir ini.
- Mengajak para pelaku industri agar tidak lagi melakukan pembuangan limbah ke lokasi sungai deli, dan menyarankan mereka untuk melakukan pengelolaan limbah mereka sebelum di buang ke sungai.
Cadika City Forest Project
Kawasan Cadika Terletak di Jl. Karya wisata Kelurahan Pangkalan Mashur Kecamatan Medan Johor. Kawasan Cadika Medan adalah sebuah kawasan dengan total luas kawasan 17 Ha, dimana lokasi ini memiliki danau alami yang masih sedikit sekali informasi tentang kawasan ini.
Kawasa Cadika adalah kawasan dengan fasilitas Camping ground yang selalu ramai pada Jum'at hingga minggu oleh anak-anak pramuka yang kemping disana. Kawasan ini dalam perencanaan tata ruang kota Medan akan di peruntukkan sebagai Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan sebagai Hutan Kota. Lokasinya cukup strategis berda dalam kawasan tidak jauh dari pusat kota Medan.
Kawasan ini cukup asri dan indah, serta memiliki potensi wisata serta memiliki potensi sebagai pusat pendidikan untuk anak-anak sekolah. Untuk memperkenalkan lokasi ini pemerintah melakukan banyak promosi dengan membuat berbagai kegiatan yang dilaksanakan di kawasan ini.
Dalam upaya membantu pemerintah membangun tempat ini kami Komunitas Sahabat Alam dan Hutan (Friends forest and Nature) mencoba membuat program inisitif khususnya pada isu-isu lingkungan.
Sahabat Alam dan Hutan mencoba melakukan kampanye sampah di lokasi Cadika ini dengan membuat aktifitas pembersihan sampah pada setiap hari sabtu dan minggu. Kegiatan ini juga memberikan informasi dan mengkapanyekan untuk tidak mebuang sampah sembarangan khususnya di lokasi ini, mengajak para pengunjung dan para pedagang tidak lagi mengotori tempat ini agar senantiasa bersih.
Selain itu rumah pembibitan juga akan di bangun untuk menjadi pusat pelatihan dan pendidikan generasi muda dalam upaya penghijauan lokasi ini. Bibit-bibit tersebut nantinya akan ditanam di lokasi ini untuk menciptakan suasana yang asri dan sejuk. Sementara itu bibit pohon yang dikembangkan bukanlah tanaman eksotis melainkan tanaman lokal khususnya tanaman/tumbuhan sumatera.
Tidak hanya menanam pohon namun kami melakukan pemeliharaan terhadap pohon yang di tanam dan tanaman yang tumbuh secara alami dilokasi ini agar cepat besar. Penanaman dilakukan pada pinggir danau dan dilokasi yang diperuntukkan sebagai lokasi hutan kota.
Selanjutnya kami juga akan melakukan kegiatan penelitian dan observasi pada lokasi ini yang dapat dijadikan bahan informasi kepada masyarakata luas, diantaranya adalah : Pengukuran dalam danau, Mendata jenis-jenis ikan ,katak ,yang hidup di danau ini. Mendata jenis-jenis burung yang dapat di jumpai di lokasi Cadika, mendata jenis-jenis tanaman sumatra yang tumbuh di lokasi cadika, dan beberapa pengamatan lain.
Pembersihan lokasi danau serta meneliti berbagai potensi pemanfaatan lokasi ini pada masa yang akan datang diharapkan dapat menumbuhkan rasa kecintaan dan kesadaran masayarakat Medan untuk menjaga aset yang tak ternilai ini.
Anda dapat berkontribusi langsung kepada kami dengan mendukung secara tenaga dan finansial kepada kami. Donasi anda sangat kami harapkan untuk menwujudkan tempat ini menjadi lebih baik.
Kawasa Cadika adalah kawasan dengan fasilitas Camping ground yang selalu ramai pada Jum'at hingga minggu oleh anak-anak pramuka yang kemping disana. Kawasan ini dalam perencanaan tata ruang kota Medan akan di peruntukkan sebagai Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan sebagai Hutan Kota. Lokasinya cukup strategis berda dalam kawasan tidak jauh dari pusat kota Medan.
Kawasan ini cukup asri dan indah, serta memiliki potensi wisata serta memiliki potensi sebagai pusat pendidikan untuk anak-anak sekolah. Untuk memperkenalkan lokasi ini pemerintah melakukan banyak promosi dengan membuat berbagai kegiatan yang dilaksanakan di kawasan ini.
Dalam upaya membantu pemerintah membangun tempat ini kami Komunitas Sahabat Alam dan Hutan (Friends forest and Nature) mencoba membuat program inisitif khususnya pada isu-isu lingkungan.
Sahabat Alam dan Hutan mencoba melakukan kampanye sampah di lokasi Cadika ini dengan membuat aktifitas pembersihan sampah pada setiap hari sabtu dan minggu. Kegiatan ini juga memberikan informasi dan mengkapanyekan untuk tidak mebuang sampah sembarangan khususnya di lokasi ini, mengajak para pengunjung dan para pedagang tidak lagi mengotori tempat ini agar senantiasa bersih.
Selain itu rumah pembibitan juga akan di bangun untuk menjadi pusat pelatihan dan pendidikan generasi muda dalam upaya penghijauan lokasi ini. Bibit-bibit tersebut nantinya akan ditanam di lokasi ini untuk menciptakan suasana yang asri dan sejuk. Sementara itu bibit pohon yang dikembangkan bukanlah tanaman eksotis melainkan tanaman lokal khususnya tanaman/tumbuhan sumatera.
Tidak hanya menanam pohon namun kami melakukan pemeliharaan terhadap pohon yang di tanam dan tanaman yang tumbuh secara alami dilokasi ini agar cepat besar. Penanaman dilakukan pada pinggir danau dan dilokasi yang diperuntukkan sebagai lokasi hutan kota.
Selanjutnya kami juga akan melakukan kegiatan penelitian dan observasi pada lokasi ini yang dapat dijadikan bahan informasi kepada masyarakata luas, diantaranya adalah : Pengukuran dalam danau, Mendata jenis-jenis ikan ,katak ,yang hidup di danau ini. Mendata jenis-jenis burung yang dapat di jumpai di lokasi Cadika, mendata jenis-jenis tanaman sumatra yang tumbuh di lokasi cadika, dan beberapa pengamatan lain.
Pembersihan lokasi danau serta meneliti berbagai potensi pemanfaatan lokasi ini pada masa yang akan datang diharapkan dapat menumbuhkan rasa kecintaan dan kesadaran masayarakat Medan untuk menjaga aset yang tak ternilai ini.
Anda dapat berkontribusi langsung kepada kami dengan mendukung secara tenaga dan finansial kepada kami. Donasi anda sangat kami harapkan untuk menwujudkan tempat ini menjadi lebih baik.
Medan Zoo Food Aid project
Medan Zoo is a tourist spot that combines the concept of conservation, education and recreation, visitors will gain knowledge about the flora and fauna here. flora and fauna that come from various regions in Indonesia and from abroad. Its location is located at Jalan PintuAir IV, Kulurahan Simalingkar B, Medan District Tuntungan.
Kutarakyat Water Resource Restoration Project
70 percent of our earth is water. Water is the most fundamental in the lives of all living creatures, including human beings. The amount of water on earth from the first to the present amount is fixed, but the capacity of water to consume less and less as the water-quality decline.
Hentikan Segera Kerusakan Hutan Manggrove
Hutan manggrove di kawasan pantai Kabupaten Langkat saat ini sudah
berada dalam keadaan rusak. Apabila dibiarkan saja tanpa ada upaya untuk
mencegahnya maka dikhawatirkan akan semakin parah.
Kemenhut Berharap RER Jadi Model Pengelolaan Hutan
Kementerian Kehutanan berharap pengelolaan Restorasi Ekosistem Riau
(RER) di hutan rawa gambut Semenanjung Kampar, Provinsi Riau, menjadi
model pengelolaan hutan berbasis sosial, yaitu memadukan konservasi alam
dengan meningkatkan peran masyarakat di sekitar hutan.
Penemuan Plastik, Kini Malah Jadi Masalah Lingkungan
Sejarah Plastik
Sejak
tahun 1950-an plastik menjadi bagian penting dalam hidup manusia. Plastik
digunakan sebagai bahan baku kemasan, tekstil, bagian-bagian mobil dan
alat-alat elektronik. Dalam dunia kedokteran, plastik bahkan digunakan untuk
mengganti bagian-bagian tubuh manusia yang sudah tidak berfungsi lagi. Pada
tahun 1976 plastik dikatakan sebagai materi yang paling banyak digunakan dan
dipilih sebagai salah satu dari 100 berita kejadian pada abad ini.
Sungai Deli, Riwayatmu Kini....
Maintenance of our plants on the water resources area
Last July we planted trees in our project site the water resources area in the Kutarakyat village with Australian volunteers and local children. But tree planting will be vain if it is not done maintenance activities for these plants.
Trees For Our Best Friend
Some time ago, we received news about our friend from australia named "Darren / Maca" he has died of liver cancer. Darren has plans to come especially to Sumatra and he will visit to our project site with Bush Regenerator Community from Australian. To remember him, we have planted 10 trees in our project site at Tahura Forest (highland forest-Karo land).
Volcano Sinabung erupts
We wake up after 3 big explosion coming from the volcano Sinabung, without warning, people evacuating their families. explosion which occurred at 02:51 (Sunday, September 15, 2013) local time to panic the people residing in the surrounding mountains.
Forest Village Restoration Project
The
other location our restoration site is still on the Kutarakyat village,
the restoration site is Village forest (not conservation area).
Village forest area has 7 hectares and conditions are forest
degradated. Long time ago, this forest was dominated by various types of
native plants-Karo highlands and Aren plant (Arenga pinnata) used by
the villagers as materials for palm sugar.
The Medan Zoo Food Aid Project
Medan Zoo is a tourist spot that combines the concept of conservation, education and recreation, visitors will gain knowledge about the flora and fauna here. flora and fauna that come from various regions in Indonesia and from abroad. Its location is located at Jalan PintuAir IV, Kulurahan Simalingkar B, Medan District Tuntungan.
Bubul Albino at Our Project Site
Mengenal Kuau Raja
Si Jantan Lebih Cantik
Mendengar kata "cantik" tentu yang ada fikiran kamu adalah tentang kaum hawa, iya benar kata cantik memang identik dengan wanita atau perempuan. tapi tidak berlaku di hewan yang satu ini.
Langganan:
Postingan (Atom)