Pemulung dan Kontribusinya pada Penyelamatan Lingkungan

Ada yang tidak kita sadari dari sibuknya kehidupan kita sehari-hari tentang peran dari orang-orang marjinal yang selama ini kita anggap remeh dan pandang sebelah mata bagi kelangsungan kehidupan kita dengan lingkungan. Pernahkah kita memikirkan kontribusi para pemulung bagi keberadaan lingkungan kita.



Berbicara mengenai pemulung yang teringat di benak kita adalah orang-orang yang rela mengubek-ubek sampah untuk mencari sesuatu yang masih bernilai untuk ditukar dengan sejumlah uang pada toke-toke pemulung yang banyak bertebaran di pinggiran kota Medan. mereka mencari barang bekas yang sudah tidak terpakai lagi. Pemulung mencari barang-barang yang bisa dijual kepada pembeli barang bekas (pengusaha daur ulang), antara lain besi tua, botol bekas, gelas air mineral, kardus, kertas, plastik bekas.

Tanpa kita sadari sebenarnya mereka telah mengambil peran tersendiri dalam mengurangi dampak kerusakan lingkungan. Tidak banyak yang melirik profesi sebagai pemulung kebanyakan profesi ini hanya sebagai pelarian dari sulitnya mencari pekerjaan saat ini.

Bergumul dengan kotoran dan bau tak sedap, menyerbu tong-tong sampah, menyusuri sungai-sungai. Mereka memunguti sampah-sampah yang masih bernilai jual untuk ditukar menjadi sejumlah uang. Mereka menghidupi keluarga, membangun kehidupan dalam menyusun cita-cita hidup mereka.

Keberadaan mereka kurang diperhatikan ditengah kehidupan kota besar walau mereka turut mengantar kejayaan finansial cukong-cukong pengusaha barang bekas. Para pemburu barang bekas atau kita mengenal barang botot terus berjuang seiring pergerakan laju masyarakat dan industri.

Jika kita amati lebih jauh sebenarnya para pemulung itu telah banyak memberikan dampak bagi penyelamatan lingkungan. Kehidupan mereka yang mulai berdetak di pagi hari hingga sepanjang hari tanpa disadari telah memberikan dampak tersendiri bagi pengurangan sampah. Coba kita bayangkan jika mereka tidak turut memunguti sampah bisa kita bayangkan sampah akan semakin menumpuk dari waktu ke waktu. Beban tim kebersihan kota akan semakin berat untuk mengatasi sampah dan kebanyakan mereka hanya mensortir daerah-daerah tertentu saja. Dan untuk menjangkau daerah-daerah yang sulit kebanyakan pemulunglah yang menjangkaunya.

Mereka juga turut membersihkan sampah-sampah di pemukiman penduduk. Masyarakat akan terbantu dengan keberadaan mereka. Dengan semakin banyaknya bermunculan perumahan baru tentunya akan semakin banyak sampah yang menumpuk dari waktu ke waktu. Para pemulung juga menyusuri parit-parit warga mencari plastik, botol juga besi-besi yang tersangkut di aliran parit. Begitu pun di sungai-sungai yang mengaliri kota banyak pemulung bersama ban terapung memunguti sampah yang mengaliri sungai.

Pemulung juga berperan penting dalam mengurangi tercemarnya tanah oleh sampah plastik, bekas minuman kaleng, botol mineral, besi tua, dimana sampah tersebut merupakan sampah yang tidak akan pernah terurai oleh bakteri pengurai dan menjadi tanah walaupun sudah dibakar, tetapi itu akan tetap menjadi sampah sampai kapanpun. sampah-sampah tersebutlah yang di kumpulkan para pemulung untuk dijual dan didaur ulang kembali.

Dari hari ke hari para pemulung semakin bertambah di sekitar kita. Mereka muncul dimana-mana, pria maupun wanita, tua dan muda. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi penyebab timbulnya pemulung yaitu Kemiskinan, Pendidikan, rendahnya Ketrampilan dan tidak adanya modal usaha. Di samping itu juga tuntutan hidup yang harus memberi makan keluarga dan menyekolahkan anak, belum lagi minimnya lapangan kerja untuk rakyat kecil.

Di tengah kontribusi mereka yang tak terlihat sebenarnya berbagai masalah tersembunyi mengintai mereka setiap saat. Dari jam kerja yang panjang dan tak tentu dari pagi hingga malam, gangunan kesehatan juga bisa menghantui para pemulung itu sampai masalah kondisi lingkungan TPA yang sewaktu-waktu dapat mengancam nyawa mereka. Walaupun begitu semua itu seakan tidak dapat menghalangi mereka untuk mengais sampah demi kelangsungan kehidupan keluarganya di tengah desakan kebutuhan ekonomi yang semakin tinggi. Tanpa tersadari para pemulung itu telah turut memainkan peranan penting dalam pengelolaan sampah di Indonesia.

Mereka tanpa kenal lelah dan bosan terus memunguti sampah setiap harinya. Mereka mencari barang yang bernilai ekonomis dari tumpukan sampah, TPS, dan TPA maupun dari rumah ke rumah.

Banyak orang yang mengatakan bahwa memulung adalah pekerjaan yang paling rendah di dunia ini, bahkan terkadang ada beberapa orang yg menghina mereka, bahkan ketika kita kehilangan barang bekas yang berada di luar sering kita mengatakan pemulunglah yang mengambilnya.

Kita ketahui bersama bahwa banyak pandangan buruk masyarakat terhadap para pemulung. Masyarakat cenderung apatis dengan kehadiran pemulung.

Banyak di antara warga masyarakat beranggapan bahwa pemulung adalah kelompok pekerja yang kurang mengerti dan tidak menanamkan budi pekerti dalam dirinya. Masyarakat beranggapan bahwa pemulung itu 'panjang tangan', pemulung sangat kumuh, dan sebagainya. Namun, benarkah seperti itu?

Melihat kenyataan itu, kita sudah sepatutnya menjadikan pemulung sebagai subyek yang patut diperhatikan kinerjanya. Pemerintah seharusnya memberikan modal soft skill maupun hard skill kepada para pemulung sebagai bentuk penghargaan pemerintah kepada pemulung. Soft skiil yang diberikan dapat berupa pengetahuan budi pekerti yang nantinya dapat diaplikasikan dalam kehidupan para pemulung. Ini penting agar masyarakat dapat mengurangi anggapan buruk terhadap para pemulung terkait kehidupannya.

Sedangkan hard skiil yang dapat diberikan berupa keterampilan mengolah sampah yang dapat didaur ulang. Jika hal tersebut dapat dilakukan, pemulung akan memperoleh income yang dapat dikatakan lumayan untuk mencukupi kebutuhan hidup diri dan keluarganya.

Dengan demikian, profesi pemulung bukanlah sebuah profesi yang terpaksa harus dilakukan. Tetapi, profesi pemulung dapat menjadi profesi yang menjanjikan.

Masyarakat seharusnya tersadarkan bahwa di balik profesi para pemulung itu sebenarnya mereka telah memberikan kontribusi besar dalam penyelamatan lingkungan hidup jika tidak ada mereka siapa yang akan memunguti sampah-sampah yang kita hasilkan setiap hari disamping petugas resmi yang ada, jadi segeralah berterima kasih kepada mereka.