Kabupaten ini pernah jaya sebagai penghasil ikan terubuk di Indonesia pada era tahun 1960-an hingga 1980-an. Pada saat itu, laut yang dihuni oleh berbagai biota laut dalam keadaan yang cukup baik dari segi lingkungan dan biota laut itu sendiri.
Terubuk atau Toli Shad adalah ikan penghuni perairan estuarin yang ditangkap untuk dimakan daging dan telurnya.
Ada paling sedikit tiga jenis ikan bermiripan yang disebut terubuk atau terubok
- Tenualosa macrura
- Tenualosa toli
- Hirsa kalee
Keberadaan ikan terubuk hingga tahun 1970-an (Ahmad et al., 1995) dapat dijumpai disepanjang pantai timur sumatera, dimana pada saat itu masih dijumpai tiga spesies ikan terubuk ( T. macrura, T. toli dan T. ilisha). Seiring dengan meningkatnya jumlah tangkapan ikan, penangkapan yang dilakukan saat melakukan proses regenerasi (bertelur dan memijah), dan menurunnya kualitas lingkungan di beberapa tempat yang menjadi habitat, keberadaan ikan terubuk semakin berkurang dimana hasil tangkapan semakin hari semakin menurun dengan cepat dan T. toli selanjutnya hilang dari perairan pantai Sumatera.
Habitat Penyebaran
Ikan terubuk adalah ikan tropis (Tenualosa macrura) yang sebelumnya ditemukan diseluruh daerah estuaria dan perairan pantai Sumatera dan Kalimantan yang merupakan daerah basis perkembangan perikanan. Satu-satunya daerah yang saat ini masih dapat dijumpai ikan ini adalah di perairan Bengkalis, Provinsi Riau. Ekosistem Kabupaten Bengkalis sendiri terdiri dari hutan daratan rendah, rawa gambut, hutan pantai, hutan mangrove dan estuaria. Luas hutan mangrove kabupaten Bengkalis sekitar 15.039 Ha, yang telah mengalami kerusakan sekitar 5.000 Ha atau 30 %. Daerah pemijahan ikan terubuk tedapat pada daerah sekiar Pulau Padang dan Sei Pakning sampai ke muara DAS Siak. Karena pada daerah ini selalu dijumpai ikan terubuk bertelur. Ikan terubuk melakukan migrasi terbatas antara tempat memijah di Selat Bengkalis dan nursery ground larva di Sungai Siak serta pertumbuhan juvenile di perairan pantai (mungkin termasuk daerah intertidal/bakau) yang ada disekitarnya.
Lima spesies ikan terubuk yang ada di dunia yaitu Terubuk di Indonesia (Tenualosa macrura), Terubok di Malaysia, (T. toli), Hilsa di India (T. ilisha), di Cina (T. reevesii) dan di sungai Mekong (T. thibaudeaui). T. ilisha adalah spesies yang paling terbesar dan paling banyak dipelajari yang ditemukan di perairan Sumatera Utara (Labuhan Bilik Kabupaten Labuhan Batu) hingga perairan di Kuwait (Al-Baz dan Grove, 1995; Whitehead, 1985; dan Blaber, 1997). Jenis ikan yang memiliki kekerabatan yang terdekat adalah T. reevesii disepanjang pantai selatan China dan hingga ke hulu sungai Yangzhe, Pearl dan Qiantang (Wan Hanping, 1996). Sementara T. toli hanya ditemukan di perairan estuaria dan daerag pantai yang berbatasan dengan serawak (Pantai Utara Kalimantan (Blaber et al., 1996 dan T. thibaudeaui yang hanya hidup di hilir dan bagian tengah sungai Mekong yang diyakini hampir punah (Robert, 1993).
Keberadaan populasi jenis Ikan Terubuk (Tenualosa macrura) yang terdapat di perairan Bengkalis Riau semakin menurun jumlah populasinya dan tidak ditemukan di tempat lain. Populasinya, ikan yang menjadi kebanggan masyarakat di Kabupaten Bengkalis Riau dan Labuhan Sumatera Utara ini akan mengalami kepunahan, seperti yang terjadi pada jenis ikan terubuk lainnya (T. toli dan T. ilisha.). Perlindungan dan pemanfaatan jenis Ikan Terubuk secara terkendali dapat dilakukan dengan penetapan sebagai satwa yang dilindungi. Oleh karena itu dipandang perlu untuk segera menetapkan Jenis Terubuk sebagai satwa yang dilindungi dalam Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan. pemicu musnahnya ikan jenis ini di perkirakan karena (1) Penangkapan besar-besaran di masa lampau yang hanya menyisakan sedikit dari jenis ikan tersebut. (2) Kerusakan lingkungan adalah salah satu pemicu musnahnya ikan-ikan terubuk tersebut dari habitat alami mereka. Selain itu penggunaan zat-zat kimia juga menjadi salah satu faktor musnahnya ikan-ikantersebut.
Habitat ikan terubuk yang semakin rusak dan tidak ada perhatian dari pemerintah dan masyarakat