Efek Domino Meletusnya Sinabung

Meletusnya Gunung sinabung memberikan dampak besar pada beberapa aspek kehidupan masayrakat kususnya yang berada di sekitar gunung tersebut. Hingga saat ini efek tersebut telah dirasakan selama 3 bulan ini sejak September 2013 silam. Ada beberapa efek yang dapat menjadi perhatian kita bersama diantaranya :


1. Hilangnya mata pencaharian masyarakat (sementara)
Masyarakat yang tinggal di sekitar gunung sinabung kehilangan mata pencaharian berupa gagal panen, tanah terkontaminasi belerang, yang jumlah kerugiannya belum bisa ditaksir hingga sekarang ini. Banyak masyarakat gagal panen karena tanaman mereka rusak akibat tertutup debu vulkani yang mencapai 1 inc di beberapa tempat, belum lagi lahar dingin yang juga merusak tanaman dan sumber-sumber air, serta memutuskan jalan desa.

Para peternak juga tidak kalah meruginya, oarang karo umumnya memiliki ternak lembu dan juga kerbau yang membutuhkan makanan berupa rumput segar, terpaksa menjual hewan ternak mereka dengan harga murah, karena mereka tidak dapat membawa hewan ternak mereka di pengungsian, belum lagi sumber pakan yang juga tertutup debu vulkanik tentu tak bisa dimakan oleh hewan ternak meraka.


2. Hutang yang susah terbayar.
Para petani di tanah karo sebahagian meminjam uang pada koperasi dan juga bank untuk memulai pekerjaan mereka sebagai modal awal untuk membeli benih, pupuk, upah pekerja, obat-obatan pertanian dan lain-lain. Meletusnya sinabung membuat mereka kehilangan hasil panen selama beberapa bulan ini yang akibatnya hutang tersebut tentu susah untuk dibayar karena tak memiliki penghasilan lagi.

3. Masyarakat berpotensi terkena stress dan depresi
Banyaknya masalah yang terus menerus menerjang terutama masalah ekonomi (karena gagal panen) tentunya berpotensi bagi masyarakat untuk mengalami depresi dan stress, belum lagi rasa trauma yang mungkin sukar untuk dihilangkan untuk beberapa waktu kedepan.

4. Terhambatnya sekolah untuk anak-anak
Anak-anak usia sekolah yang berada di pengungsian juga berpotensi mengalami trauma dan stress karena terus menerus berada di pengungsian dengan jumlah orang yang begitu banyak. Anak-anak tersebut meninggalkan sekolah yang tak jauh dari gunung tersebut, sementara mereka mengungsi ke brastagi dan kaban jahe yang jaraknya diatas 20 Km, tentu anak-anak akan tertinggal pelajaran selama dalam pengungsian.

5. Hilangnya Hutan dataran tinggi dan konflik satwa
Hutan lebat yang berada di kaki gunung sinabung berotensi akan hilang karena aktivitas gunung tersebut. Selama 3 bulan ini hutan tersebut tertutup oleh abu vulkanik dan awan panas, lama kelamaan daun tanaman hutan tersebut akan gugur ditambah zat belerang yang meracuni tempat tumbuh mereka yang pada akhirnya menyebabkan tumbuhan tersebut mati perlahan.

Hilangnya hutan tersebut berakibat juga binatang liar yang tinggal di dihutan tersebut keluar dari persembunyiannya dan berpotensi konflik dengan masyarakat karena bukan tidak mungkin mereka turun ke ladang-ladang warga dan akhirnya tersesat disana, akhirnya konflik dapat terjadi dan pasti akan menimbulakan jatuh korban baik dari pihak kita manusia maupun dari pihak hewan tersebut.

Dari hasil diskusi dengan masyarakat desa Kutarakyat terdapat beberapa informasi bahwa masyarakat telah berulang kali bertemu beruang yang masuk ke ladang masyarakat, bahkan terakhir beruang tersebut akan diburu terang mereka.

Hal ini terjadi karena tidak ada koridor konektivitas untuk satwa berpindah ke lokasi yang aman dari lokasi gunung sinabung yang sedang erupsi ke lokasi hutan yang lebih aman.

Dampak positif erupsi sinabung

Tidak hanya dampak negatif namun erupsi sinabung juga memberikan dampak positif menurut cara pandang saya. Dampak positif tersebut adalah; Masyarakat mengistirahatkan lahan pertanian mereka dari kegiatan dan aktifitas pertanian untuk beberapa waktu, tanah yang selama ini masyarakat eksploitasi besar-besaran dengan menggunakan pupuk dan pestisida yang berlebihan untuk sementara harus diistirahatkan untuk beberapa waktu kedepan. Bahkan tanah-tanah yang terkena lahar dingin bisa membutuhkan masa istirahat atau pembiaran lebih lama berkisar 2-3 tahun.

dampak lainnya, erupsi ini menjadi teguran untuk masyarakat setempat dan masyarakat pada umumnya bahwa seharusnya kita lebih bijak dalam memilih tempat bertani radius 7 km dari kaki gunung seharusnya tetap kita jaga menjadi lokasi hutan dan tidak boleh diperuntukkan untuk kegiatan pertanian, karena berakibat fatal pada saat gunung tersebut erupsi.

Coba lihat di kaki gunung sinabung, jarak 3 km dari puncak juga digarap oleh masyarakat, bahkan mereka membangun perkampungan di daerah tersebut. Ketika sinabung erupsi desa-desa dan lahan-lahan pertanian tersebut harus dikosongkan, untuk menghindari korban jiwa. Akibatnya mereka mengalami kerugian yang besar akibat erupsi tersebut karena rumah, ladang, dan segalanya harus ditinggalkan. Mereka harus mengosongkan lokasi tersebut dan pindah kelokasi aman agar tak ada korban jiwa.

Meletusnya gunung apai seperti sinabung adalah siklus alami tanah. Tanah yang lama akan segera digantikan dengan tanah yang baru, dan hal tersebut merupakan siklus dari pertama kali bumi ini ada dan mulai menjadi tempat tinggal dari berbagai jenis makhluk di dunia.