Erupsi Sinanbung Hambat Pembangunan Temasek

Aktivitas gunung Sinabung terus meningkat sejak pertama erupsi 15 September tahun ini.  Gempa tremor dan gempa vulkanik sangat sering terjadi, bahkan hujan batu juga pernah terjadi pada tanggal 23 november lalu.  Erupsi masih terjadi hingga hari ini.  Aktivitas tersebut membuat pemerintah Tanah karo meningkatkan level gunung tersebut menjadi level AWAS dan masyarakat pada radius 6 km harus diungsikan ke tempat yang lebih aman.
Kondisi jalan dan desa yang di tutup oleh abu vulkanik di sekitar sinabung serta pengungsi yang semakin banyak hingga 16.000 jiwa

Pohon Untuk Lingkungan

Tidak banyak orang memahami bahwa terkadang pohon yang mereka tanam merupakan tanaman eksotis yang bisa menjadi tanaman inpasif yang membuat tanaman lokal di suatu daerah menjadi hilang karenanya.  Untuk itu kami memulai produksi tanaman-tanaman lokal yang sebelumnya mendominasi di pulau sumatera untuk memulai mempromosikan jenis-jenis tanaman tersebut di kenal kembali.

Komunitas Friends Forest and Nature atau Sahabat Alam dan Hutan telah memulai produksi bibit untuk membantu program perbaikan lingkungan khususnya di perkotaan (kota Medan).Saat ini telah tersedia 2.000 bibit di lokasi pembibitan di Jl. Karyawisata -  Medan.  Bibit-bibit ini nantinya akan ditanam di berbagai tempat di kota Medan khususnya di lokasi yang menjadi Ruang Terbuka Hijau (RTH) diantaranya di Kawasan Cadika Medan, Kanal Sungai Deli dan Bantaran Sungai Babura.

Indah, Namun Terabaikan

Bentuknya kecil, memiliki sayap dan berada tak jauh dari kehidupan kita.  Ya mereka memang berada sangat dekat dengan kehidupan kita.  Sebagian dari mereka dianggap sebagai musuh oleh para petani, namun sebagian juga dianggap sahabat setia karena membantu petani terutama dalam proses penyerbukan tanaman budidaya.  Mereka adalah kupu-kupu dan ngengat.

Kupu-kupu dan ngengat termasuk kedalam hewan serangga.  Serangga adalah hewan yang paling banyak mengisi bumi kita ini.  Mereka adalah salah satu hewan yang mampu bertahan dan berepolusi dari zaman kezama.  Jenis kupu-kupu dan ngenget juga sangat banyak dan tersebar di seluruh dunia baik dataran rendah, sedang hingga dataran tinggi.
Kupu-kupu dan ngengat yang dijumpai di beberapa tempat di medan yang memiliki tutupan vegetasi yang masih bagus.

Mereka di Sekitarmu

Coba perhatikan lingkungan disekitar tempat tinggalmu, coba amati baik-baik, ya ternyata banyak mahluk lain yang tinggal dan hidup disekitar kita, diantaranya ; serangga, kadal, kodok, dan berbagai jenis burung.  Untuk jenis terakhir ini pasti kita takkan merasa heran dan pasti sering kita lihat di sekitaran rumah atau tempat tinggal  kita.

Berbagai jenis burung hidup harmonis dengan kita, saat matahari pagi datang, berbagai jenis burung mulai berkicau menghiasi pagi.  Tentu hal ini membuat indah suasana pagi kita.  kita berharap mereka akan terus ada untuk menemani pagi hari kita.  Kami mencoba mendokumentasikan berbagai jenis burung yang sering kita jumpai di sekitar tempat tinggal kita.

Gambar-gambar ini kami ambil dari berbagai tempat di kota medan diantaranya; kawasan Cadika Medan, Kanal Sungai Deli, daerah sungai Babura, Sawah, dan rawa-rawa di daerah johor.


Burung Gereja (Passer montanus)

Kita semua pasti tahu Burung Gereja, ya..burung ini memang akrab dengan lingkungan kita (manusia). Burung gereja adalah genus dari burung-burung kecil yang populer sejak ribuan tahun. Di benua Eropa, beberapa spesies burung gereja terjadi penurunan populasi karena berkurangnya lahan pertanian. Burung gereja dianggap sebagai indikator kebersihan udara.

Tahukah Anda, burung gereja sebagian orang secara salah menyebut sebagai burung pipit, ternyata itu salah. Burung gereja terdiri dari setidaknya 45 spesies dan sub-species, burung gereja ini tersebar hampir di seluruh pelosok dunia. Bahkan ada yang bisa hidup di Himalaya terutama di daerah perkotaan dan pedesaan. (coba perhatikan di tempat tinggal kamu)

Efek Domino Meletusnya Sinabung

Meletusnya Gunung sinabung memberikan dampak besar pada beberapa aspek kehidupan masayrakat kususnya yang berada di sekitar gunung tersebut. Hingga saat ini efek tersebut telah dirasakan selama 3 bulan ini sejak September 2013 silam. Ada beberapa efek yang dapat menjadi perhatian kita bersama diantaranya :


1. Hilangnya mata pencaharian masyarakat (sementara)
Masyarakat yang tinggal di sekitar gunung sinabung kehilangan mata pencaharian berupa gagal panen, tanah terkontaminasi belerang, yang jumlah kerugiannya belum bisa ditaksir hingga sekarang ini. Banyak masyarakat gagal panen karena tanaman mereka rusak akibat tertutup debu vulkani yang mencapai 1 inc di beberapa tempat, belum lagi lahar dingin yang juga merusak tanaman dan sumber-sumber air, serta memutuskan jalan desa.

Para peternak juga tidak kalah meruginya, oarang karo umumnya memiliki ternak lembu dan juga kerbau yang membutuhkan makanan berupa rumput segar, terpaksa menjual hewan ternak mereka dengan harga murah, karena mereka tidak dapat membawa hewan ternak mereka di pengungsian, belum lagi sumber pakan yang juga tertutup debu vulkanik tentu tak bisa dimakan oleh hewan ternak meraka.

Sinabung Meletus : Aktivitas Jalan Terus

Gunung sinabung meletus terakhir kali pada bulan Agustus 2010 silam.  Bukti letusannya masih dapat terlihat di punggung gunung itu berupa pohon-pohon yang telah terpanggang debu vulkanik panas yang keluar dari muncak gunung tersebut.

Selang tiga tahun kemudian sinabung kembali meletus, tepat pukul 03.00 wib dinihari gunung tersebut kembali memuntahkan lava panas sebanyak tiga kali. Namun lahar tersebut tak sampai ke lokasi ladang  ataupun pemukiman warga.  Namun debu vulaniknya sungguh dahsyat hingga menkapai lebih dari 30 Km kearah Berastagi dan Kabanjahe.

Save Watersheet....

Tanggal 14 oktober silam Team Sahabat alam beserta masyarakat Desa Kutarakyat melakukan perawatan tanaman yang ditanam pada bulan juli lalu dilokasi sumber mata air desa tersebut. Kawasan ini butuh tutupan vegetasi untuk melindungi sumber mata air yang menjadi sandaran untuk kegiatan konsumsi masyarakat (Mandi, cuci, dan air minum). Tanaman yang ditanam bulan juki tersebut tumbuh dengan baik. Kegiatan perawatan ini adalah kegiatan perawatan yang ke 2 kalinya setelah bulan september lalu kegiatan serupa telah dilakukan.

Kantung Semar : Kekayaan hutan Non Kayu Punya Nilai Ekonomi Tinggi

Nepenthes atau biasa dikenal sebagai Kantong semar,dalam bahasa Inggris tumbuhan ini disebut Tropical pitcher plant, yang termasuk dalam familia monotipik, terdiri dari 130 spesies dan belum termasuk hibrida alami maupun buatan. Genus ini merupakan tumbuhan karnivora di kawasan tropis, yang meliputi negara Indonesia , Republik Rakyat Cina bagian selatan, Indochina, Malaysia, Filipina, Madagaskar bagian barat, Seychelles, Kaledonia Baru, India, Sri Lanka, dan Australia. Habitat dengan spesies terbanyak ialah di pulau Borneo dan Sumatra.

Menumbuhkan semangat Gotongroyong

Semangat gotongroyong dimasyarakat kitaa beberapa tahun belakangan ini mulai luntur, dan berubah menjadi sifat cuek, tak peduli, dan acuh tak acuh. Padahal semangat ini telah terjaga puluhan taun silam.  Nenek moyang kita telah mewariskan sifat ini turun temurun hingga ke orangtua kita, namun semakin hari semangat ini kian luntur.

Save Aru

Dari 643 ribu hektar luas Kepulauan Aru, 500 ribu hektarnya direncanakan digunakan untuk perkebunan tebu, dengan membabat hutan. Saat ini, 19 dari 28 perusahaan perkebunan di bawah PT. Menara Group kantongi izin Menhut Zulkifli Hasan atas wewenang bupati Aru yang sekarang dipenjara di Sukamiskin karena kasus korupsi.